09 Desember 2008

Program Baru....OK, Free...

Pada postingan kali ini sedikit keluar jalur,… malah sama sekali nggak ada hubungannya dengan cetak-mencetak. Tapi kalau cetak uang ada hubungannya malah kerabat dekat, tapi bukan uang palsu..lho.

Penasaran…gini ceritanya..Pada suatu hari..(halah kayak TK)…aku iseng coba keyword ke Google…eh..ketemu penawaran Program untuk menambah penghasilan.. disitu tercantum angka Rupiah yang lumayan gede…ini bukan lagi tambahan penghasilan, coba bayangkan dengan MODAL Rp. 0,- … itu khan sama saja tanpa modal uang yaaa…alias gratis, tadinya tak kirain Cuma daftarnya yang gratis..eh lagi…. BUKAN CUMA DAFTARNYA YANG GRATIS, tapi emang tidak pakai uang sama sekali Dengan begitu tentunya RESIKO SANGAT MINIMAL bahkan TANPA RESIKO yaaa… Dalam penjelasan pada program tersebut Cuma kita berusaha merekrut 10 orang untuk ikut mendaftar.. tentunya juga gratis, setelah kita dapat 10 orang yang daftar lewat kita, makaaa…..nah ini ni yang bikin saya penasaran, kita tinggal menunggu untuk dapat kiriman uang yang jumlahnya bisa nyampai bilangan jutaan…. PENASARAN buruan daftar…lha wong GRATIS, apa salahnya Nyoba… caranya KLIK DI SINI . Ayo buruan PROGRAM ini BARU dan Mungkin dibuka Cuma dalam jangka Waktu tertentu. OK…salam sukses.

15 November 2008

Materi Desain Grafis pada Percetakan (2)

1. IMAGE/GAMBAR

Dalam suatu karya desain grafis dengan tujuan untuk konsumsi cetak, image/gambar sangatlah penting sehingga kualitas sebuah image dalam karya desain akan berpengaruh terhadap kualitas hasil cetakan. Dalam desain biasanya memakai dua bentuk gambar, yaitu gambar Bitmaps dan Vector.

a. BITMAPS

Gambar bitmaps atau dalam percetakan sering disebut gambar raster, yaitu image/gambar yang terbentuk dari kumpulan titik/pixel/dot. Kualitas gambar akan sangat dipengaruhi oleh banyaknya pixel yang membentuk. Semakin banyak pixel yang membentuk suatu image, maka semakin halus/baik detail image tersebut juga kekayaan warnanya semakin tinggi. Dalam desain grafis untuk konsumsi cetak sebaiknya menggunakan kurang lebih 300 dpi (dot per inch). Pengubahan ukuran image dengan pembesaran atau pengecilan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas gambar, sebab pembesaran akan membuat pixel baru terhadap raster asli dari image.

Image Bitmaps dapat dibagi menjadi beberapa katagori, yaitu:

1. Line Art

Image ini biasanya hanya mempunyai 2 warna yaitu hitam dan putih. Image ini digolongkan dalam bitmaps sebab mempunyai 1 bit, dengan terjemahan warna bahwa pernyataan “ya” atau “on” adalah merupakan warna hitam sedangkan pernyataan “tidak” atau “off” adalah merupakan warna putih.

2. Grayscale

Pada image yang menggunakan warna grayscale merupakan image yang berisikan beberapa variasi dari gelap dan terang dari warna abu-abu.

3. Multitones

Image ini mempunyai warna lain selain warna hitam dan putih.

4. Full Colour

Image full colour dalam istilah cetak sering disebut sebagai warna sparasi, walaupun istilah ini kurang tepat. Image ini mempunyai warna yang lengkap sesuai model warna yang dipakai RGB, CMYK atau yang lainnya. Bagaimana apakah postingan ini membantu anda mempersiapkan materi desain anda ? semoga..(bersambung.....)

31 Oktober 2008

Materi Desain Grafis pada Percetakan (1)

Untuk membuat desain grafis yang berkualitas untuk konsumsi cetak, maka data dan materi merupakan factor yang sangat penting. Ada beberapa data dan materi desain di antaranya:

1. UKURAN

Pada suatu karya desain yang ditujukan untuk konsumsi cetak, ukuran yang pasti (final) akan sangat membantu proses proses desain selanjutnya, sebab penggantian ukuran dari sebuah desain ,akan merubah desain itu sendiri baik sebagian atau seluruhnya. Yang sudah barang tentu akan menambah waktu pengerjaan. Jika desain tersebut terdapat halaman isinya seperti buku, maka perubahan ikuran akan merubah layout isi buku dan sudah pasti akan menghambat proses selanjutnya. Sehingga kepastian ukuran dari klien sangat mendukung kelancaran proses desain.

2. WARNA

Warna disini bukan mode warna yang dipakai, akan tetapi warna yang diminta klien. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah karya desain yang ditujukan untuk konsumsi cetak, dikenal istilah 1 (satu) warna, 2 (dua) warna, 3 (tiga) warna dan Sparasi (fullcolor). Untuk desain dengan menggunakan 1,2 atau 3 warna, Klien biasannya menghendaki dengan warna tertentu. Untuk warna ini sebaiknya menggunakan panduan warna (color guide) sebagai acuan/contoh warna oleh operator cetak pada saat proses pencampuran tinta cetak. Sedangkan untuk desain dengan sparasi warna (full color), klien biasanya menghendaki desain dengan warna dominan. Masukan dari klien tentang warna yang dikehendaki sangat membantu proses desain seperti sesuai keinginan klien. (bersambung, semoga .....)

13 September 2008

Data dan Materi Desain pada Percetakan (3)

Teknik Cetak, dalam teknik cetak memuat tentang mesin apa yang akan digunakan untuk mencetak sebuah order yang telah melalui proses desain dan film. Biasanya untuk Order yang berupa buku, akan menggunakan dua atau lebuh jenis mesin cetak.

Finishing, merupakan bagian akhir dari sebuah form deskripsi order yang memust tentang jenis/model finishing yang akan dipakai untuk sebuah order. Misal , susun, jahit, binding, lipat, dll. Jenis finishing yang dipakai akan mempengaruhi juga biaya produksi dari sebuah order.

Form deskripsi order ini biasanya dibagi ke setiap bagian/devisi. Setelah data dari spesifikasi order lengkap maka selanjutnya materi berkualitas dari order juga tak kalah pentingnya untuk membuat desain yang yang baik.

13 Agustus 2008

Data dan Materi Desain pada Percetakan (2)

Menyambung postingan yang terdahulu mengenai data dan materi Desain, tentang yang termuat dalam Diskripsi Order. Pada postingan kali ini tentang kertas yang akan dipakai untuk cetak. Jenis Kertas, dalam percetakan sangat penting sebab kertas merupakan unsure yang sangat mempengaruhi baik biaya maupun kualitas hasil cetak. Pada desain, jenis kertas digunakan untuk menentukan nilai dari lpi (line per inch)raster pada saat Ripping proses film ke imagesetter. Dalam percetakan juga dikenal proses Uvi yaitu proses coating melapisi permukaan hasil cetakan. Biasanya menggunakan Uvi biasa yang cuma melapisi dengan lapisan yang tidak begitu mengkilat, sedang Uvi Glosy melapisi permukaan hasil cetakan dengan lapisan yang mengkilat, sedang untuk Uvi doff melapisi dengan lapisan yang membuat permukaan cetakan terkesan tidak mengkilat. Ada juga Uvi spot yang melapisi permukaan dengan bagian yang mengkilat adalah bagian tertentu, missal gambar tertentu atau tulisan tertentu sedangkan bagian permukaan yang lain doff. Untuk permukaan yang diUvi bisa Cuma satu muka saja atau dua muka sekaligus. Data ini khususnya ditujukan untuk bagian produksi, akan tetapi untuk desain bisa juga sebagai pertimbangan dalam pemilihan warna, sebab proses Uvi sedikit banyak berpengaruh terhadap tampilan, khususnya warna hasil cetakan. (bersambung ....)

09 Agustus 2008

Data dan Materi Desain pada Percetakan (1)

Disebuah industry percetakan, setiap Order yang masuk biasanya ditulis disebuah form yang memuat data dan spesifikasi dari order. Form tersebut merupakan deskripsi order yang dipakai sebagai panduan membuat desain, proses produksi cetak sampai proses finishing. Dalam form tersebut biasanya memuat

Data Customer yang isinya antara lain Contact Person, Alamat dan Nomer telpon/Fax. Dari klien sebagai jalur komunikasi antara perusahaan dengan klien.

Spesifikasi Order, yang memuat tentang tanggal sebuah order diterima oleh perusahaan dalam hal ini oleh marketing. Sekaligus juga tertulis Tanggal jadi dari sebuah order atau merupakan deadline yang telah disepakati sebuah order harus sudah jadi. “jadi” disini dimaksudkan bahwa order telah selesai proses finishing dan siap untuk dikirim ke alamat seperti yang tertulis pada data customer.Tanggal jadi merupakan bagian yang harus diperhatikan , sebab merupakan deadline yang harus dipenuhi dan sebagai estimasi waktu dalam proses desain dan proses selanjutnya. Dalam Spesifikasi Order juga memuat Nama Order yaitu keterangan jenis dari order, sebagai contoh nama order: Kalender, Buku Panduan, Kalender Dinding, Leaflet , dll. Penulisan Nama Order yang jelas dan lengkap akan sangat membantu bagi proses desain dan proses selanjutnya. Setelah Nama Order juga memuat Format Ukuran dari sebuah order, Ukuran disini merupakan ukuran yang sudah pasti yang telah disetujui oleh klien. Ukuran yang final sangat membantu proses selanjutnya, sebab perubahan dari ukuran akan mengulang sebagian atau keseluruhan dari sebuah desain. Selanjutnya dalam spesifikasi order memuat tentang Oplaag yaitu jumlah dari suatu order yang akan dicetak. (insya Allah ... bersambung)

05 Juli 2008

Sifat Tinta Cetak

Dalam proses cetak mencetak , tinta merupakan unsur yang sangat penting bahkan merupakan salah satu factor yang menentukan kualitas hasil cetakan. Tinta secara umum tersusun dari paling tidak tiga unsure pokok, yaitu bahan pewarna yang merupakan bahan yang menentukan warna tinta Cyan, Magenta, Yellow , Black dan warna-warna lain, yang kedua bahan pembantu (additional agent), yang ketiga Bahan pengikat. Dari ketiga bagian/unsur tadi diproses sedemikian rupa untuk menghasilkan tinta yang sesuai dengan standart. Tinta hasil proses dari ketiga unsure tersebut akan mempunyai sifat dan karakter tertentu. Sifat tinta cetak ada beberapa diantaranya adalah:

Sifat kekentalan tinta, yang diukur dengan Viscometer. Nilai dari kekentalan tinta sangant dipengaruhi oleh mesin dan kertas yang digunakan. Yang kedua , Tinta bersifat flow adalah daya alir tinta. Tinta pada prinsipnya mengalir bergerak dan berpindah dari bak tinta sampai ke kertas pada akhir proses cetak. Yang ketiga, kelengketan tinta. Sifat daya tarik tinta terhadap permukaan kertas hingga perpindahan tinta ke permukaan kertas. Kecepatan mesin pada saat proses cetak dan juga kertas yang digunakan akan mempengaruhi sifat kelengketan tinta. Selanjutnya sifat Alir tinta yang akan mengalir jika terkena gerakan dan akan berhenti jika gerakan tersebut berhenti. Sifat tinta selanjutnya adalah sifat daya kering tinta, sifat pengeringan tinta sampai dengan pori kertas yang dipakai.

Sifat-sifat inilah yang menyebabkan tinta mudah berubah bentuk dan menyesuaikan dengan bahan cetak sehingga dapat diatur dan disesuaikan dengan hasil cetak yang diharapkan.

14 Juni 2008

DOT GAIN pada Percetakan

Dalam dunia percetakan kita mengenal istilah DOT GAIN, Dot Gain jika tidak terkontrol atau ukuranya melebihi toleransi akan berpengruh pada kualitas hasil cetakkan. Ukuran Dot Gain diusahakan maksimal tidak lebih dari 20%, untuk menjaga kwalitas hasil cetakan. Walaupun untuk percetakan yang belum menggunakan alat-alat standart percetakan yang lengkap, hal itu agak sulit dipenuhi. Sebab untuk menjaga agar Dot gain konsisten sampai akhir proses cetak diperlukan alat dan komponen proses cetak yang memenuhi dan juga control yang ketat dari sumber daya manusianya. Apa itu DOT GAIN ? DOT GAIN adalah pembesaran ukuran halftone dot atau bisa dikatakan perbedaan ukuran halftone dot antara pada negative film dengan hasil cetakan pada media kertas. Setiap tahap proses pencetakan mulai dari proses film, ke proses plate, sampai proses pada mesin cetak, akan menyumbang terjadinya dot gain. Sehingga pengawasan yang maksimal pada masing-masing proses akan dapat mengontrol DOT GAIN agar tetap pada batas toleransi. Tidak semua dot mengalami pembesaran ukuran sama besar. Pembesaran paling tinggi terjadi pada mid tone (bisa sampai 50%) kalau lebih dari itu, maka sisi luar dot akan saling bersentuhan. Dot gain lebih kelihatan perubahan ukurannya pada raster yang semakin tipis.

Pada saat proses pembuatan film kemudia proses film ke plate juga sering terjadi Dot gain, waktu film bersentuhan dengan permukaan plate haruslah dikontrol sebab pada saat itu akan terjadi Dot gain yang idealnya tidak boleh lebih dari 5%. Pada proses selanjutnya yaitu proses cetak, juga menyumbang pembesaran ukuran dot. Saat tinta berpindah dari plate ke permukaan blanket kemudian dari blanket ke permukaan kertas akan terjadi tekanan yang bisa memperbesar ukuran Dot gain.

Untuk ketebalan tinta sangat penting untuk diperhatikan ,sebab ketebalan tinta sangat riskan dalam menyumbang bertambahnya ukuran Dot gain. Sehingga control yang maksimal akan dapat menjaga agar Dot gain tetap dalam batas toleransi sampai pada akhir proses cetak. Untuk Desainer Grafis, pada waktu membuat karya desain agar diperhatikan untuk proses selanjutnya, mungkin dalam menggunakan raster , atau efek-efek pada karya desainnya disesuaikan dengan kemampuan alat-alat yang digunakan untuk proses selanjutnya. Udah dulu…. Ya… itu sedikit tentang DOT GAIN dalam dunia percetakan,…semoga manfaat. Kritik serta saran,… bisa ke harrisstudioten.blogspot.com atau harris_jogja@yahoo.com. Tak tunggu..

05 Juni 2008

Mode Warna HSB/HSL

Untuk pembahasan tentang mode warna, pada postingan kali ini sampai pada mode warna yang ke tiga yaitu mode warna HSB color model. Model warna HSB ter diridari bagian; Hue (H), Saturation (S), Brightness (B).

Pengertian Hue merupakan karakteristik warna berdasar cahaya yang dipantulkan oleh objek, dalam warna dilihat dari ukurannya mengikuti tingkatan 0 sampai 359. Sebagai contoh, pada tingkat 0 adalah warna Merah, 60 adalah warna Kuning, untuk warna Hijau pada tingkatan 120, sedangkan pada 180 adalah warna Cyan. Untuk tingkat 240 merupakan warna Biru, serta 300 adalah warna Magenta.

Saturation/Chroma adalah tingkatan warna berdasarkan ketajamannya berfungsi untuk mendefinisikan warna suatu objek cenderung murni atau cenderung kotor (gray). Saturation mengikuti persentase yang berkisar dari 0% sampai 100% sebagai warna paling tajam.

Brightness adalah tingkatan warna berdasarkan pencampuran dengan unsure warna Putih sebagai unsure warna yang memunculkan kesan warna terang atau gelap. Nilai koreksi warna pada Brightness/Lightness berkisar antara 0 untuk warna paling gelap dan 100 untuk warna paling terang.

Untuk model warna HSB ini biasanya digunakan pada saat sang desainer ingin memodifikasi warna dari warna asli image . dalam memodifikasi warna bisa menggunakan program photoshop atau yang lain, akan tetapi hati-hati, sebab warna hasil modifikasi kadang yang tampak dimonitor akan lain dengan hasil cetakan. Atau dalam proses film untuk warna yang mengandung raster tipis akan bermasalah, jadi sesuaikan dengan kemampuan imagesetter. Pada program Photoshop, Hue/Saturation/Lightness biasa dipakai untuk membuat efek gambar menjadi satu warna.

Masih banyak lagi model warna yang dikenal dalam dunia pewarnaan, tetapi yang biasa dipakai dalam dunia Reproduksi Grafika adalah model warna RGB, CMYK dan HSB/HSL. Tetapi tidak menutup kamungkinan untuk kasus-kasus tertentu seorang desainer grafis, operator cetak atau artworker yang lain menggunakan model warna selain yang tiga diatas. Udah… akhirnya selesai juga tulisan mengenai model warna, semoga yang sedikit ini bermanfaat, kritik dan saran bisa ke blogku, atau kesini, bisa juga kesitu, …….. matur nuwun.

30 Mei 2008

Mode Warna RGB

Menyambung postingan yang lalu, tulisan kali ini masih tentang mode warna. Pada kesempatan ini jatuh pada Mode warna RGB. Model warna RGB terdiri dari: Red (R), Green (G), Blue (B). Warna red, Green, Blue adalah warna yang didapat dari gabungan cahaya red, green,dan blue yang besarannya mengikuti tingkatan dari 0 sampai 255.

Mode warna RGB adalah model warna Additive. Model warna Additive menggunakan cahaya transmitte untuk merancang warna RGB. Pencampuran warna-warna Red, Green, Blue pada tingkat 255, maka akan terbentuk warna Putih. Sedangkan pencampuran warna Red, Green, dan Blue pada tingkat 0, maka akan terbentuk warna Hitam.

Warna RGB biasanya kita jumpai pada objek hasil scan, gambar dari digital foto. Biasanya monitor dan printer juga menggunakan mode warna RGB. Pada proses reproduksi grafika/cetak mode warna RGB harus dirubah menjadi CMYK, untuk mengubahnya bisa dibaca pada postingan terdahulu atau baca disini. Hal ini dimaksudkan agar sesuai dengan teknik pewarnaan pada mesin cetak yang menggunakan tinta warna CMYK. Pada waktu membuat desain yang bertujuan untuk konsumsi cetak, tentang warna ini harap diperhatikan sebab pada waktu proses film ke imagesetter akan terhambat atau hasil film jika dicetak objek yang masih menggunakan warna RGB hasil cetakan akan cenderung ke warna grayscale, yang tentu akan mengurangi kualitas atau bahkan diprotes klien (kayak kenaikan BBM aja pakai protes….). Daripada diprotes mandi aja yuk…… udah sore….

23 Mei 2008

Mode Warna CMYK

Pada posting kali ini akan aku tulis tentang Mode/model warna. Dalam dunia warna (kayak film…) dikenal banyak mode warna diantaranya, RGB, CMYK, DIC, HSB, dan masih banyak teman-temannya yang lain. Untuk kali ini giliran Mode warna CMYK. Mode warna CMYK terdiri dari komponen: Cyan ( C ), Magenta (M), Yellow (Y), Black (K). Komponen warna Cyan, Magenta, Yellow dan Black adalah bagian mode warna yang tersusun dari refleksi warna cahaya dari cyan, magenta, yellow, yang mana kandungan dan ukurannya dalam persen, yaitu dari o % sampai 100%. Dalam reproduksi grafika, biasanya menggunakan mode warna CMYK, Yang diaplikasikan pada tinta cetak. Ketika mencampur warna Cyan, Magenta, Yellow dan black dalam masing-masing warna 100%, maka akan terbentuk suatu warna Hitam Solid. Sedangkan campuran warna Cyan, Magenta, Yellow dan Black dengan prosentase masing-masing warna 0%, akan terbentuk warna Putih. Untuk warna- warna Khusus yang biasannya digunakan pada warna logo, maka pencampuran warna dengan prosentase tepat akan menentukan kualitas hasil suatu karya desain, terutama desain grafis yang ditujukan untuk konsumsi cetak., baik cetak mesin/manual maupun cetak digital. Pengetahuan tentang warna juga sangat penting bagi operator mesin cetak, terutama untuk mencetak dengan warna Khusus. Apalagi yang menggunakan mesin cetak satu warna, yang bisanya untuk warna khusus ,proses pencampuran tinta dilakukan secara manual.Untuk meminimalisir ( halah, istilahnya…… ketinggian mas..) kita biasa menggunakan Color guide yang merupakan warna hasil cetakan, sehingga kita tahu perbandingan prosentase warnanya. Jangan menggunakan hasil print out dari alat (computer, printer, dll) yang belum dikalibrasi dengan benar. Untuk artworker (desainer grafis) harus tahu benar tentang warna , sebab warna dimonitor mungkin akan lain dengan hasil cetakan, apalagi yang belum dikalibrasi dengan benar. Kadang klien yang masih awam dengan reproduksi grafika akan sulit menerima hasil cetakan yang demikian. Segini dulu yah….., semoga yang sedikit tentang warna CMYK ini bermanfaat, pada postingan selanjutnya akan aku tulis mode warna yang lain, semoga.

13 Mei 2008

Membuat Background Warna yang Aman

Pada posting kali ini, sedikit mengenai background color untuk isi buku. Agar lebih aman, background color untuk isi buku dibuat 3 warna , tanpa warna black. Hal ini dimaksudkan agar nantinya jika ada revisi pada teks isi buku yang merupakan warna black (hitam), tidak perlu mengganti film background, sehingga dapat menekan biaya dan waktu. Background dengan 3 warna memang sedikit kurang dalam hal tampilan warna, tetapi hal ini dapat diakali dengan kreatifitas sang desainer dalam mendesain. Langkah-langkahnya (dengan menggunakan Photoshop) :

  1. Open Desain background CMYK yang sudah dalam format Tiff.
  2. Aktifkan menu Channels yang berada disamping menu Layers
  3. Sehingga akan muncul menu CMYK, Cyan, Magenta, Yellow, Black
  4. Klik kotak kecil ber gambar mata pada warna Black, sehingga gambar mata tidak tampak
  5. Kemudian Save
  6. Selesai
Setelah beckground tanpa Black, maka bisa digabung dengan teks isi buku yang berwarna hitam, biasanya pakai program pagemaker atu coreldraw. Pada saat melakukan proses film pada settingan ke imagesetter harus di Over print black, sehingga nanti hasil film, warna Black (teks pada isi buku) akan terpisah dengan ketiga warna lainnya, dengan kata lain ketiga warna (cyan, magenta, yellow) tidak terdapat teks yang berupa bentuk tulisan tanpa raster.

08 Mei 2008

Mengubah Mode Warna RGB ke CMYK pada Fills dan Outline

Beberapa waktu yang lalu,sudah aku tulis tentang mengubah mode warna RGB menjadi mode warna CMYK pada gambar Bitmaps menggunakan program Corel Draw X3. Nah … pada tulisan kali ini akan aku bahas ( walah …bahasannya mas….. kayak dosen aja…) bagaimana mengubah mode warna RGB menjadi CMYK pada Fill dan Outline di suatu karya desain grafis yang ditujukkan untuk konsumsi cetak. Pada suatu karya desain , kadang menggunakan Fill atu outline hasil import dari program lain yang masih RGB, dan dalam satu karya jika kita lihat di document info, terdapat lebih dari satu atau lebih fill dan outline yang mode RGB, bahkan kadang ratusan, lebih… (kaya’ iklan ….. ). Kalau kita mau merubah satu per satu pasti kelamaan …. Keburu bubar evennya kalau itu karya desain Poster suatu even . Ada beberapa langkah untuk merubah Fill dan Outline dari yang RGB menjadi CMYK dengan program Corel Draw X3 :

  1. Klik menu Edit pada menubar.
  2. Pilih Find and Raplece sampai muncul pilihan disampingnya.
  3. Klik Raplece Objects …. , maka akan muncul window Raplece Wizard
  4. Kemudian pilih Raplece a color model or palette dan klik next
  5. Tandai pada Find a color model, lalu pilih mode warna RGB disampingnya dengan klik tanda segitiga dan menggeser scroll bar, lalu klik mode RGB.
  6. Ke bawah …. Pada pilihan Raplece with the color model, pilih CMYK
  7. Dibawahnya, pada Raplece colors used us: Pilih Fill jika yang mau dirubah Fill nya, atau pilih outline jika yang mau dirubah outlinenya.
  8. Untuk tiga kotak dibawahnya kasih centang semua, lalu klik Finish.
  9. Setelah muncul menu Find and Raplece: menu Find Next untuk mencari Fill atau Outline RGB satu per satu, Find All untuk mencari Fill atau Outline secara keseluruhan, Raplece untuk merubah Fill atau Outline RGB ke CMYK satu per satu, Raplece All untuk merubah Fill atau outline RGB ke CMYK secara Keseluruhan otomatis.
  10. Selesai
Begitu mas…. Khususnya mas.. yang kirim ke Email ku…. Semoga manfaat….

06 Mei 2008

Mengubah Mode Warna pada Gambar Bitmaps

Dalam teknik cetak mesin, biasannya menggunakan mode warna CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black) yang diaplikasikan dengan warna tinta. Untuk karya desain grafis yang ditujukan untuk konsumsi cetak harus disesuaikan mode warnanya ke CMYK, agar sesuai dengan pewarnaan pada mesin cetak. Biasanya karya desain grafis yang mengandung unsur gambar bitmaps (berupa photo, hasil scan, hasil import dari Photoshop tapi belum dalam mode CMYK, dll) dengan format Tiff atau Jpeg, masih menggunakan mode warna RGB. Hal ini kadang tidak diperhatikan pada saat proses desain (khususnya desainer pemula yang mengejar tampilan hasil karyanya) sehingga pada saat diserahkan ke percetakan akan menghambat proses selanjutnya. Beberapa langkah untuk mengubah mode warna RGB ke CMYK menggunakan program Corel Draw X3 :

  1. Klik gambar bitmaps untuk memilih gambar yang akan dirubah (gambar yang dipowerclip, klik kanan, lalu pilih edit contens)
  2. Pilih Bitmaps pada menu bar, sehingga keluar pilihan menu.
  3. Pilih Mode dan muncul pilihan mode warna disampingnya
  4. Klik mode warna CMYK
  5. Untuk gambar yang dipowerclip, klik kanan pilih Finish editing this level.
  6. Selesai

Setelah langkah langkah diatas, maka gambar akan bermode warna CMYK, dan sesuai dengan teknik pewarnaan pada mesin cetak. Sebagai catatan, warna gambar/foto akan sedikit berbeda dibanding saat masih RGB, hal ini disebabkan oleh gamut warna RGB lebih tinggi dari CMYK. Merubah mode warna dari RGB ke CMYK juga bisa dilakukan menggunakan Photoshop. Udahan dulu …. ,udah sore mau mandiin anakku, kasihan ….nangis. (harrisstudioten.blogspot.com)

05 Mei 2008

Mengubah Gambar Bitmaps menjadi Vector

Gambar Bitmap adalah gambar berupa photo yang diambil dari hasil scan, digital camera, dll, biasanya dalam format Tiff atau Jpeg. Sedangkan gambar Vektor adalah gambar yang dibuat atau dibentuk dari garis, kurva, bidang, fill secara matematis. Perubahan komponen gambar vector (garis,bidang, dll) baik memperbesar atau memperkecil ukuran, memutar atau membalik tidak akan mempengaruhi kwalitas gambar. Penggabungan gambar bitmap dengan vector secara benar dan tepat akan menghasilkan suatu karya desain yang bagus. Mengubah gambar Bitmap menjadi vector dengan menggunakan program Corel Draw X3:

  1. Pilih gambar/image bitmaps (photo, Hasil scan, dan lain sebagainya)
  2. Pilih Bitmaps pada menubar, lalu pilih Trace Bitmap
  3. Lalu akan muncul disampingnya beberapa pilihan type (line art, logo,dan teman-temannya), pilih salah satu, dan akan tampak window baru.
  4. Dalam tampilan tampak gambar asli (Bitmap) dan gambar trace berupa gambar vector.
  5. Pada tampilan menu Options:

a. Type of image, pilih salah satu (misal pilih logo atau yang lain coba-coba saja dan lihat perubahan pada tampilan vektornya)

b. Atur smoothing dan detail sesuai keinginan, lihat perubahan pada tampilannya.

c. Color mode akan menentukan mode warna pada gambar vector hasil trace.

d. Pada menu options, kotak delete original image, jika diaktifkan maka nanti gambar bitmap akan terhapus, diganti gambar vector pada halaman corel draw- nya.

6. Setelah di otak-atik pengaturannya, terus klik OK.

7. Maka pada halaman Corel Draw, gambar Bitmap akan tertumpuk dengan gambar Vektor nya, geser gambar vektornya, dan bisa dirubah warna, di ungroup, dll…. .

8. Selesai, semoga manfaat ……. .

26 April 2008

Dpi dan Lpi pada Teknik Cetak

Pada teknik cetak baik offset, latterpress, dan lain sebagainya mempunyai kelemahan yaitu salah satunya tidak mampu memprodukasi nada/tone warna. Dalam teknik cetak Cuma dapat menyampikan atau tidak tinta. Untuk bisa mengandung tone pada proses fotoreproduksi, nada dari warna original harus diubah dahulu menjadi titik-titik raster. Semakin gelap daerah dari tone warna originalnya maka semakin besar diameter titik rasternya. Nilai dari banyaknya titik raster dinyatakan dalam lpi (line per inch) atau banyaknya titik dalam 1 inch. Semakin tinggi nilai lpi, maka nada/tone gambar yang terbentuk semakin halus. Jika dilihat dengan mata telanjang …. (bukan porno lho….. ntar di blokir aparat..) akan menyerupai photo. Proses pembentukan titik raster pada system digital melalui/menggunakan peralatan imagesetter. Satu titik terbentuk dari kumpulan titik yang lebih kecil (spot), jadi titik raster yang dihasilkan oleh imagesetter tidaklah bundar akan tetapi bergerigi, hal ini akan lebih jelas terlihat jika outputnya berresolusi rendah. Banyaknya spot dalam 1 inch dinyatakan dengan dpi (dot per inch). Hubungan dpi dengan lpi dapat dilihat bahwa semakin banyak spot maka semakin lebar jangkauan gradasi nada/tone, bila gradasi nada/tone cukup banyak maka akan terbentuk gradasi nada yang halus, berarti berlaku kabalikannya dong… bila gradasi nada tidak mencukupi akan terbentuk kurva (gradasi gray level) yang bertangga-tangga. Begitu masss….. udahan dulu, semoga bersambung … do’ain aja…. (kangharris dari berbagai sumber).

24 April 2008

GAMUT WARNA

Pada postingan kali ini , saya tuliskan sedikit tentang GAMUT WARNA. Apa itu Gamut Warna atau sering juga disebut Colorspace ? . Gamut Warna adalah batasan warna yang mampu dihasilkan oleh suatu alat. Masing-masing mode warna RGB dan CMYK punya batasan warna (Gamut) yang berbeda. Itulah sebabnya mengapa image yang menggunakan mode RGB setelah dikonversi (istilah-e ketinggian mas…..)ke CMYK akn sedikit berubah. Sebab Gamut CMYK lebih rendah disbanding mode RGB. Nilai Gamut (besar/kecil) akan menentukan perbedaan warna pada peralatan. Sebagai contoh monitor yang menggunakan mode warna RGB, sementara mesin cetak menggunakan Mode CMYK atau Printer yang menggunakan RGB, dll masih banyak…. Kalau diketik disini semua… ntar kayak iklan+capek.

Besar kecilnya Gamut bias diketahui dengan menggunakan software color management. Sama-sama menggunakan mode warna RGB, peralatan satu dengan yang lainnya akan mempunyai gamut warna yang berbeda. Begitu masss…. Sedikit tentang Gamut warna, semoga manfaat …… (kangharris dari berbagai sumber)