14 Juni 2008

DOT GAIN pada Percetakan

Dalam dunia percetakan kita mengenal istilah DOT GAIN, Dot Gain jika tidak terkontrol atau ukuranya melebihi toleransi akan berpengruh pada kualitas hasil cetakkan. Ukuran Dot Gain diusahakan maksimal tidak lebih dari 20%, untuk menjaga kwalitas hasil cetakan. Walaupun untuk percetakan yang belum menggunakan alat-alat standart percetakan yang lengkap, hal itu agak sulit dipenuhi. Sebab untuk menjaga agar Dot gain konsisten sampai akhir proses cetak diperlukan alat dan komponen proses cetak yang memenuhi dan juga control yang ketat dari sumber daya manusianya. Apa itu DOT GAIN ? DOT GAIN adalah pembesaran ukuran halftone dot atau bisa dikatakan perbedaan ukuran halftone dot antara pada negative film dengan hasil cetakan pada media kertas. Setiap tahap proses pencetakan mulai dari proses film, ke proses plate, sampai proses pada mesin cetak, akan menyumbang terjadinya dot gain. Sehingga pengawasan yang maksimal pada masing-masing proses akan dapat mengontrol DOT GAIN agar tetap pada batas toleransi. Tidak semua dot mengalami pembesaran ukuran sama besar. Pembesaran paling tinggi terjadi pada mid tone (bisa sampai 50%) kalau lebih dari itu, maka sisi luar dot akan saling bersentuhan. Dot gain lebih kelihatan perubahan ukurannya pada raster yang semakin tipis.

Pada saat proses pembuatan film kemudia proses film ke plate juga sering terjadi Dot gain, waktu film bersentuhan dengan permukaan plate haruslah dikontrol sebab pada saat itu akan terjadi Dot gain yang idealnya tidak boleh lebih dari 5%. Pada proses selanjutnya yaitu proses cetak, juga menyumbang pembesaran ukuran dot. Saat tinta berpindah dari plate ke permukaan blanket kemudian dari blanket ke permukaan kertas akan terjadi tekanan yang bisa memperbesar ukuran Dot gain.

Untuk ketebalan tinta sangat penting untuk diperhatikan ,sebab ketebalan tinta sangat riskan dalam menyumbang bertambahnya ukuran Dot gain. Sehingga control yang maksimal akan dapat menjaga agar Dot gain tetap dalam batas toleransi sampai pada akhir proses cetak. Untuk Desainer Grafis, pada waktu membuat karya desain agar diperhatikan untuk proses selanjutnya, mungkin dalam menggunakan raster , atau efek-efek pada karya desainnya disesuaikan dengan kemampuan alat-alat yang digunakan untuk proses selanjutnya. Udah dulu…. Ya… itu sedikit tentang DOT GAIN dalam dunia percetakan,…semoga manfaat. Kritik serta saran,… bisa ke harrisstudioten.blogspot.com atau harris_jogja@yahoo.com. Tak tunggu..

05 Juni 2008

Mode Warna HSB/HSL

Untuk pembahasan tentang mode warna, pada postingan kali ini sampai pada mode warna yang ke tiga yaitu mode warna HSB color model. Model warna HSB ter diridari bagian; Hue (H), Saturation (S), Brightness (B).

Pengertian Hue merupakan karakteristik warna berdasar cahaya yang dipantulkan oleh objek, dalam warna dilihat dari ukurannya mengikuti tingkatan 0 sampai 359. Sebagai contoh, pada tingkat 0 adalah warna Merah, 60 adalah warna Kuning, untuk warna Hijau pada tingkatan 120, sedangkan pada 180 adalah warna Cyan. Untuk tingkat 240 merupakan warna Biru, serta 300 adalah warna Magenta.

Saturation/Chroma adalah tingkatan warna berdasarkan ketajamannya berfungsi untuk mendefinisikan warna suatu objek cenderung murni atau cenderung kotor (gray). Saturation mengikuti persentase yang berkisar dari 0% sampai 100% sebagai warna paling tajam.

Brightness adalah tingkatan warna berdasarkan pencampuran dengan unsure warna Putih sebagai unsure warna yang memunculkan kesan warna terang atau gelap. Nilai koreksi warna pada Brightness/Lightness berkisar antara 0 untuk warna paling gelap dan 100 untuk warna paling terang.

Untuk model warna HSB ini biasanya digunakan pada saat sang desainer ingin memodifikasi warna dari warna asli image . dalam memodifikasi warna bisa menggunakan program photoshop atau yang lain, akan tetapi hati-hati, sebab warna hasil modifikasi kadang yang tampak dimonitor akan lain dengan hasil cetakan. Atau dalam proses film untuk warna yang mengandung raster tipis akan bermasalah, jadi sesuaikan dengan kemampuan imagesetter. Pada program Photoshop, Hue/Saturation/Lightness biasa dipakai untuk membuat efek gambar menjadi satu warna.

Masih banyak lagi model warna yang dikenal dalam dunia pewarnaan, tetapi yang biasa dipakai dalam dunia Reproduksi Grafika adalah model warna RGB, CMYK dan HSB/HSL. Tetapi tidak menutup kamungkinan untuk kasus-kasus tertentu seorang desainer grafis, operator cetak atau artworker yang lain menggunakan model warna selain yang tiga diatas. Udah… akhirnya selesai juga tulisan mengenai model warna, semoga yang sedikit ini bermanfaat, kritik dan saran bisa ke blogku, atau kesini, bisa juga kesitu, …….. matur nuwun.